Selasa, 24 Mei 2016

Indahnya kehidupan rumah tangga jika suami istri saling memahami.

Indahnya kehidupan rumah tangga jika

suami istri saling memahami.

Suami adalah pemimpin bagi perempuan.
Bahkan baginda rasulullah pun bersabda, apabila ku perintahkan seseorang untuk bersujud kepada oranglain. Maka akan ku perintahkan seorang istri untuk bersujud kepada suaminya.
Begitu besar posisi seorang suami hingga istripun harus menaati, dan mematuhi suaminya. Suami berkewajiban menafkahi, memberikan kehidupan yang layak dengan memberikan sandang dan pangan kepada istrinya. Saat ijab qobul tanggung jawab seorang ayah terhadap putrinya berpindah kepada suaminya.
Saat itu berguncanglah arsy karena dahsyatnya perjanjian ijab qobul. Itulah janji seorang suami yang disaksikan oleh allah. Seorang suami bertanggung jawab atas sehat, sakit, senang, sedih, duka dan bahagiannya seorang istri. Bertanggung jawab atas dosa dosa istrinya.

Sebagaimana sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam , “Tidak ada perkara yang lebih bagus bagi seorang mukmin setelah bertakwa kepada Allah daripada istri yang shalihah, bila ia menyuruhnya maka ia menaatinya, bila memandangnya membuat hati senang, bila bersumpah (agar istrinya melakukan sesuatu), maka ia melakukannya dengan baik, dan bila ia pergi maka ia dengan tulus menjaga diri dan hartanya.” (Hr.Ibdu majah).

Sebaik-baik perhiasan dunia adalah istri yang shalihah.
Sungguh masih sangat jauh sekali diri ini dari predikat istri yang shalihah. Masih memiliki banyak kekurangan dan salah.
Setiap istri mendambakan dan bercita cita menjadi  istri yang shalihah untuk suaminya.
Rumah tangga menjadi bahagia jika diantara keduanya menjadi tempat berbagi bagi yang lain, saling menasehati dalam ketakwaan, dan saling menetapi dalam kesabaran.
Jika terjadi permasalahan hendaknya saling meluruskan dengan musyawarah dan bicara baik-baik. Jika terjadi pertengkaran dan terdapat emosi dikeduanya hendaknya sebelum bermusyarawah bisa meredakan emosi  terlebih dahulu.
Apabila suami diantara keduanya marah, emosi, jengkel dan kesal. Hendaknya istri diam, dan tidak menambah perkara dengan marah melontarkan kata kata kasar dan membanting barang barang di rumah.
Diamnya istri dan tetap berlaku sopan dan tenang saat suaminya marah, akan membuat amarah suami mereda.
Apabila istri marah hendaknya tidak membanting banting barang dirumah, atau membentak suaminya dengan kata kata kasar karena itu dosa dan pintu neraka seketika itu terbuka dan menjadikan kita istri durhaka.
Marahlah dengan ma'ruf suamipun hendaknya tidak tersulut emosi.
Kadang istri egois atau mementingkan dirinya sendiri.
Saat istri bekerja dan mendapatkan gaji. Istri kadang egois dengan membelanjakan seluruh gajinya untuk dirinya sendiri, menghambur-hamburkan.
Bukankah kita bekerja itu karena izin dan ridha dari suami?. Hendaknya kita paham dan mengerti untuk tidak menghambur-hamburkan uang kita sendiri. Kita bisa menabungnya. Apabila keuangan rumah tangga sedang krisis istri bisa membantu suaminya, meringankan beban suaminya.
Seperti membayar tagihan air dan listrik.

Apabila suami berpergian hendaknya istri menjadi amanah untuk menjaga harta,anak dan harga dirinya. Hingga suami menjadi tenang saat meninggalkan istrinya.
Istri shalihah menyenangkan jika dipandang.
Menyenangkan jika dipandang itu bukan melulu masalah hidung yang mancung atau pipi yang bebas jerawat
Tapi...
Muka yang tidak dilipat bibir yang tidak cemberut. Wajah yang ceria. Senyum yang terkembang dan tutur kata yang lembut.
Apabila di pandang atau memandang suaminya hendaknya tidak cemberut dan jutek. Walaupun wajah tanpa make up tapi apabila wajah kita berseri,tersenyum dan tidak cemberut. Suami pun akan senang melihat kita.

Semoga kita bisa menjadi istri yang shalihah untuk suami kita.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar