Pengertian
Islam bisa kita bedah dari dua aspek, yaitu aspek kebahasaan dan aspek
peristilahan. Dari segi kebahasaan, Islam berasal dari kata salima yang
mengandung arti selamat dan damai. Dari kata salima, selanjutnya diubah menjadi
bentuk aslama yang berarti berserah diri masuk dalam kedamaian. Orang yang
berserah diri, patuh, dan taat kepada Allah swt. disebut Muslim.
Adapun
pengertian Islam dari segi istilah, banyak para ahli yang mendefinisikannya; di
antaranya Prof. Dr. Harun Nasution yang mengatakan bahwa Islam adalah agama
yang ajaran-ajarannya diwahyukan Tuhan kepada manusia melalui Nabi Muhammad
saw. sebagai Rasul. Islam pada hakikatnya membawa ajaran-ajaran yang bukan
hanya mengenai satu segi, tetapi mengenai berbagai segi dari kehidupan manusia.
Sementara
itu, Maulana Muhammad Ali mengatakan bahwa Islam adalah agama perdamaian; dan
dua ajaran pokoknya, yaitu keesaan Allah dan kesatuan atau persaudaraan umat
manusia menjadi bukti nyata bahwa agama Islam selaras benar dengan namanya.
Di
kalangan masyarakat Barat, Islam sering diidentikkan dengan istilah
Muhammadanism dan Muhammedan. Peristilahan ini timbul karena pada umumnya agama
di luar Islam namanya disandarkan pada nama pendirinya. Di Persia misalnya, ada
agama Zoroaster yang disandarkan dengan nama pendirinya, Zarathustra (W. 583
SM). Agama Budha dinisbahkan kepada tokoh pendirinya, Sidharta Budha Gautama
(lahir 560 SM). Demikian pula agama Yahudi yang disandarkan pada orang-orang
Yahudi (Jews) yang berasal dari negara Juda (Judae) atau Yahuda.
Penyebutan
istilah Muhammadanism dan Muhammedan untuk Islam, bukan saja tidak tepat, akan
tetapi secara prinsip hal itu merupakan kesalahan besar. Istilah tersebut bisa
mengandung arti bahwa Islam adalah paham Muhammad atau pemujaan terhadap
Muhammad, sebagaimana perkataan agama Budha yang mengandung arti agama yang di
bangun oleh Sidharta Budha Gautama atau paham yang berasal dari Sidharta
Gautama.
Islam
adalah agama yang bersumber pada wahyu yang datang dari Allah swt., bukan
berasal dari Nabi Muhammad saw. Posisi Nabi dalam Islam diakui sebagai orang
yang ditugasi Allah menyebarkan ajaran Islam kepada umat manusia. Dalam proses
penyebaran agama Islam, nabi terlibat dalam memberi keterangan, penjelasan,
uraian, dan tata cara ibadahnya. Keterlibatan nabi ini pun berada dalam
bimbingan wahyu Allah swt.
Dengan
demikian, kata Islam tidak mempunyai hubungan dengan orang tertentu, golongan
tertentu, atau negeri tertentu. Kata Islam adalah nama yang diberikan oleh
Allah swt. Hal itu dapat dipahami dari petunjuk ayat-ayat Al-Qur’an yang
diturunkan Allah swt.
Selanjutnya,
dilihat dari segi misi ajarannya, Islam adalah agama sepanjang sejarah manusia.
Agama dari seluruh Nabi dan Rasul yang pernah diutus oleh Allah swt. pada
berbagai kelompok manusia dan berbagai bangsa yang ada di dunia ini. Islam
adalah agama Nabi Adam a.s., Nabi Ibrahim a.s., Nabi Yakub a.s., Nabi Musa
a.s., Nabi daud a.s., Nabi Sulaiman a.s., Nabi Isa a.s., sampai Nabi Muhammad
saw. Dengan kata lain, seluruh Nabi dan Rasul beragana Islam dan mengemban
risalah menyampaikan Islam.
Islam (Arab:al-islām,dengarkan: "berserah
diri kepada Tuhan") adalah agama yang mengimani satu Tuhan, yaitu Allah.
Agama ini termasuk agama samawi (agama-agama yang dipercaya oleh para
pengikutnya diturunkan dari langit) dan termasuk dalam golongan agama Ibrahim.
Dengan lebih dari satu seperempat milyar orang pengikut di seluruh dunia, menjadikan
Islam sebagai agama terbesar kedua di dunia setelah agama Kristen.Islam
memiliki arti "penyerahan", atau penyerahan diri sepenuhnya kepada
Tuhan (Arab: Allāh).Pengikut ajaran Islam dikenal dengan sebutan Muslim yang
berarti "seorang yang tunduk kepada Tuhan", atau lebih lengkapnya
adalah Muslimin bagi laki-laki dan Muslimat bagi perempuan. Islam mengajarkan
bahwa Allah menurunkan firman-Nya kepada manusia melalui para nabi dan rasul
utusan-Nya, dan meyakini dengan sungguh-sungguh bahwa Muhammad adalah nabi dan
rasul terakhir yang diutus ke dunia oleh Allah.
Islam adalah untuk menjaga kesuburan tiap sudut
tanah untuk mengagumi gunung dan laut yang luas, atau sekadar untuk menyirami
tanaman, untuk berenang dalam air sambil bersyukur kepada Allah atau untuk
menghirup udara dengan kerinduan untuk bertemu Allah
Islam adalah, bila ada satu makhluk sedang kelaparan, walau ia hanya
seekor anjing, anda merasa tidak enak karena kenyang seorang diri maka anda
lalu belajar untuk merasakan lapar, sebelum anda merasa layak disebut sebagai
saudara oleh orang-orang lapar.
Islam adalah, ketika seseorang merasa haus bahkan bila ia adalah
seorang yang akan membunuh anda, anda merasakan kehausannya dan berbagi
air anda dengannya.
Islam adalah ketika anda melihat seseorang dipinggirkan dan merasa
sendirian anda menghampirinya dan mengucapkan salam kepadanya.
Islam adalah mencintai bahkan orang-orang yang membenci Anda, dan
memuji dengan bijak seseorang yang menganggap anda sebagai musuhnya
Islam adalah komunitas yang berdamai dengan alam sungai dan hutan, air
dan daratan, gunung dan laut yang mereka cintai seolah-olah isteri-isteri
mereka sendiri menjaga kesuburannya semata-mata dengan cinta.
Islam adalah sebuah pemerintah yang menganggap rakyatnya sebagai
seorang isteri, saling menyayangi, bekerjasama dengan keseimbangan kekuasaan
antara yang satu dengan yang lain.
Islam adalah keadaan di mana si kuat memahami pentingnya si lemah dan
si lemah tidak menikmati kelemahan dan ketergantungannya.
Islam berarti upaya mencari, membangun dan menciptakan perdamaian
Humanitas Islam berarti pengertian untuk saling memanusiakan satu sama
lain
Budaya Islam adalah kedamaian pikiran dan hati
Perekonomian Islam berarti tak seorangpun
kekurangan gizi dan tak seorangpun kelebihan gizi
Politik islam berarti demokrasi sejati dan jujur.
Filosofi Islam adalah kesimbangan antara hak-hak azasi dan
kewajiban-kewajiban azasi manusia
Islam berarti pembebasan menuju perdamaian
Islam berarti kerja emansipasi menuju kehidupan yang penuh kedamaian
bagi semua manusia
Salam berarti perdamaian
Islam berarti pembebasan menuju perdamaian
Islam berarti kerja emansipasi menuju kehidupan yang penuh kedamaian
bagi semua manusia
orang islam ialah
1. Bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah dan bahwa Muhammad adalah utusan
Allah,
2. Mendirikan Shalat
3. Menunaikan Zakat
4. Berpuasa di bulan Ramadhan dan
5. Beribadah haji di Baitullah jika engkau mampu menempu perjalanan
Di antara keistimewaan agama Islam
adalah namanya. Berbeda dengan agama lain, nama agama ini bukan berasal dari
nama pendirinya atau nama tempat penyebarannya. Tapi, nama Islam menunjukkan
sikap dan sifat pemeluknya terhadap Allah.
Yang memberi nama Islam juga bukan
seseorang, bukan pula suatu masyarakat, tapi Allah Ta’ala, Pencipta alam
semesta dan segala isinya. Jadi, Islam sudah dikenal sejak sebelum kedatangan
Nabi Muhammad saw. dengan nama yang diberikan Allah.Islam berasal dari kata
salima yuslimu istislaam –artinya tunduk atau patuh– selain yaslamu salaam
–yang berarti selamat, sejahtera, atau damai. Menurut bahasa Arab, pecahan kata
Islam mengandung pengertian: islamul wajh (ikhlas menyerahkan diri kepada
Allah), istislama (tunduk secara total kepada Allah), salaamah atau saliim
(suci dan bersih), salaam (selamat sejahtera), dan silm (tenang dan damai).
Semua pengertian itu digunakan Alquran seperti di ayat-ayat berikut ini:
وَمَنْ أَحْسَنُ دِينًا مِمَّنْ أَسْلَمَ وَجْهَهُ لِلَّهِ وَهُوَ مُحْسِنٌ
وَاتَّبَعَ مِلَّةَ إِبْرَاهِيمَ حَنِيفًا وَاتَّخَذَ اللَّهُ إِبْرَاهِيمَ
خَلِيلً
Dan siapakah yang lebih baik agamanya dari pada orang
yang ikhlas menyerahkan dirinya kepada Allah, sedang dia pun mengerjakan
kebaikan, dan ia mengikuti agama Ibrahim yang lurus? Dan Allah mengambil
Ibrahim menjadi kesayangan-Nya. (An-Nisa’: 125)
أَفَغَيْرَ دِينِ اللَّهِ يَبْغُونَ وَلَهُ أَسْلَمَ مَنْ فِي السَّمَاوَاتِ
وَالْأَرْضِ طَوْعًا وَكَرْهًا وَإِلَيْهِ يُرْجَعُونَ
Maka apakah mereka mencari agama yang lain dari agama
Allah, padahal kepada-Nya-lah menyerahkan diri segala apa yang di langit dan di
bumi, baik dengan suka maupun terpaksa dan Hanya kepada Allahlah mereka
dikembalikan. (Ali Imran: 83)
إِلَّا مَنْ أَتَى اللَّهَ بِقَلْبٍ سَلِيمٍ وَإِذَا جَاءَكَ الَّذِينَ
يُؤْمِنُونَ بِآَيَاتِنَا فَقُلْ سَلَامٌ عَلَيْكُمْ كَتَبَ رَبُّكُمْ
Kecuali
orang-orang yang menghadap Allah dengan hati yang bersih. (Asy-Syu’araa’: 89)
فَلَا تَهِنُوا وَتَدْعُوا إِلَى السَّلْمِ وَأَنْتُمُ الْأَعْلَوْنَ
وَاللَّهُ مَعَكُمْ وَلَنْ يَتِرَكُمْ أَعْمَالَكُمْ
Janganlah kamu lemah dan minta damai padahal kamulah
yang di atas dan Allah pun bersamamu dan dia sekali-kali tidak akan mengurangi
pahala amal-amalmu. (Muhammad: 35)
Sementara sebagai istilah, Islam
memiliki arti: tunduk dan menerima segala perintah dan larangan Allah yang
terdapat dalam wahyu yang diturunkan Allah kepada para Nabi dan Rasul yang
terhimpun di dalam Alquran dan Sunnah. Manusia yang menerima ajaran Islam
disebut muslim.Seorang muslim mengikuti ajaran Islam secara total dan perbuatannya
membawa perdamaian dan keselamatan bagi manusia. Dia
terikat untuk mengimani, menghayati, dan mengamalkan Alquran dan Sunnah.
Kalimatul Islam (kata Al-Islam)
mengandung pengertian dan prinsip-prinsip yang dapat didefinisikan secara
terpisah dan bila dipahami secara menyeluruh merupakan pengertian yang utuh.
1. Islam adalah Ketundukan
Allah menciptakan alam semesta, kemudian
menetapkan manusia sebagai hambaNya yang paling besar perannya di muka bumi.
Manusia berinteraksi dengan sesamanya, dengan alam semesta di sekitarnya,
kemudian berusaha mencari jalan untuk kembali kepada Penciptanya. Tatkala salah
berinteraksi dengan Allah, kebanyakan manusia beranggapan alam sebagai Tuhannya
sehingga mereka menyembah sesuatu dari alam. Ajaran yang benar adalah ikhlas
berserah diri kepada Pencipta alam yang kepada-Nya alam tunduk patuh berserah
diri (An-Nisa: 125). Maka, Islam identik dengan ketundukan kepada sunnatullah
yang terdapat di alam semesta (tidak tertulis) maupun Kitabullah yang tertulis
(Alquran).
2. Islam adalah Wahyu Allah
Dengan kasih sayangnya, Allah menurunkan
Ad-Dien (aturan hidup) kepada manusia. Tujuannya agar manusia hidup teratur dan
menemukan jalan yang benar menuju Tuhannya. Aturan itu makan tenteram dan
damai, hidup rukun, dan bahagia dengan sesamanya dalam naungan ridha Tuhan
meliputi seluruh bidang kehidupan: politik, hukum, sosial, budaya, dan
sebagainya. Dengan demikian, manusia nya (Al-Baqarah: 38).
Karena kebijaksanaan-Nya, Allah tidak menurunkan
banyak agama. Dia hanya menurunkan Islam. Agama selain Islam tidak diakui di
sisi Allah dan akan merugikan penganutnya di akhirat nanti.
إِنَّ الدِّينَ عِنْدَ اللَّهِ الْإِسْلَامُ وَمَا اخْتَلَفَ الَّذِينَ
أُوتُوا الْكِتَابَ إِلَّا مِنْ بَعْدِ مَا جَاءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًا
بَيْنَهُمْ وَمَنْ يَكْفُرْ بِآَيَاتِ اللَّهِ فَإِنَّ اللَّهَ سَرِيعُ الْحِسَابِ
Sesungguhnya agama (yang diridhai) di
sisi Allah hanyalah Islam. Tiada berselisih orang-orang yang telah diberi
Al-Kitab kecuali sesudah datang pengetahuan kepada mereka, karena kedengkian
(yang ada) di antara mereka.
Barangsiapa yang kafir terhadap
ayat-ayat Allah, maka sesungguhnya Allah sangat cepat hisab-Nya. (Ali Imran:
19)
Islam merupakan satu-satunya agama yang bersandar kepada wahyu Allah secara
murni. Artinya, seluruh sumber nilai dari nilai agama ini adalah wahyu yang
Allah turunkan kepada para Rasul-Nya terdahulu. Dengan kata lain, setiap Nabi
adalah muslim dan mengajak kepada ajaran Islam. Ada pun agama-agama yang lain,
seperti Yahudi dan Nasrani, adalah penyimpangan dari ajaran wahyu yang dibawa
oleh para nabi tersebut.
3. Islam adalah Agama Para Nabi dan Rasul
Perhatikan kesaksian Alquran berikut ini bahwa Nabi
Ibrahim adalah muslim, bukan Yahudi atau pun Nasrani.
هَا
إِبْرَاهِيمُ بَنِيهِ وَيَعْقُوبُ يَا بَنِيَّ إِنَّ اللَّهَ اصْطَفَى لَكُمُ
الدِّينَ فَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُون
Dan Ibrahim Telah mewasiatkan ucapan itu kepada
anak-anaknya, demikian pula Ya’qub. (Ibrahim berkata): “Hai anak-anakku!
Sesungguhnya Allah Telah memilih agama ini bagimu, maka janganlah kamu mati
kecuali dalam memeluk agama Islam”. (Al-Baqarah: 132)
Nabi-nabi lain pun mendakwahkan ajaran Islam kepada
manusia. Mereka mengajarkan agama sebagaimana yang dibawa Nabi Muhammad saw.
Hanya saja, dari segi syariat (hukum dan aturan) belum selengkap yang diajarkan
Nabi Muhammad saw. Tetapi, ajaran prinsip-prinsip keimanan dan akhlaknya sama.
Nabi Muhammad saw. datang menyempurnakan ajaran para Rasul, menghapus syariat
yang tidak sesuai dan menggantinya dengan syariat yang baru.
قُلْ آَمَنَّا بِاللَّهِ وَمَا أُنْزِلَ عَلَيْنَا وَمَا أُنْزِلَ عَلَى
إِبْرَاهِيمَ وَإِسْمَاعِيلَ وَإِسْحَاقَ وَيَعْقُوبَ وَالْأَسْبَاطِ وَمَا
أُوتِيَ مُوسَى وَعِيسَى وَالنَّبِيُّونَ مِنْ رَبِّهِمْ لَا نُفَرِّقُ بَيْنَ
أَحَدٍ مِنْهُمْ وَنَحْنُ لَهُ مُسْلِمُونَ
Katakanlah: “Kami beriman kepada Allah dan kepada apa
yang diturunkan kepada kami dan yang diturunkan kepada Ibrahim, Ismail, Ishaq,
Ya’qub, dan anak-anaknya, dan apa yang diberikan kepada Musa, Isa dan para nabi
dari Tuhan mereka. kami tidak membeda-bedakan seorangpun di antara mereka dan
Hanya kepada-Nyalah kami menyerahkan diri.” (Ali Imran: 84)
Menurut pandangan Alquran, agama Nasrani yang ada
sekarang ini adalah penyimpangan dari ajaran Islam yang dibawa Nabi Isa a.s.
Nama agama ini sesuai nama suku yang mengembangkannya. Isinya jauh dari Kitab
Injil yang diajarkan Isa a.s, Agama Yahudi pun telah menyimpang dari ajaran
Islam yang dibawa Nabi Musa a.s, Diberi nama dengan nama salah satu Suku Bani
Israil, Yahuda. Kitab Suci Taurat mereka campur aduk dengan pemikiran para
pendeta dan ajarannya ditinggalkan.
4. Islam adalah Hukum-hukum Allah di dalam Alquran dan Sunnah
Orang yang ingin mengetahui apa itu Islam hendaknya
melihat Kitabullah Alquran dan Sunnah Rasulullah. Keduanya, menjadi sumber
nilai dan sumber hukum ajaran Islam.
Islam tidak dapat dilihat pada perilaku penganut-penganutnya, kecuali pada
pribadi Rasulullah saw. dan para sahabat beliau. Nabi Muhammad saw. bersifat
ma’shum (terpelihara dari kesalahan) dalam mengamalkan Islam.
5. Islam adalah Jalan Allah Yang Lurus
Islam merupakan satu-satunya pedoman hidup bagi
seorang muslim. Baginya, tidak ada agama lain yang benar selain Islam. Karena
ini merupakan jalan Allah yang lurus yang diberikan kepada orang-orang yang
diberi nikmat oleh Allah.
وَأَنَّ هَذَا صِرَاطِي مُسْتَقِيمًا فَاتَّبِعُوهُ وَلَا تَتَّبِعُوا
السُّبُلَ فَتَفَرَّقَ بِكُمْ عَنْ سَبِيلِهِ ذَلِكُمْ وَصَّاكُمْ بِهِ
لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ
Dan bahwa (yang kami perintahkan ini) adalah jalanKu
yang lurus, Maka ikutilah Dia, dan janganlah kamu mengikuti jalan-jalan (yang
lain), Karena jalan-jalan itu mencerai beraikan kamu dari jalannya. yang
demikian itu diperintahkan Allah agar kamu bertakwa. (Al-An’am: 153)
ثُمَّ
جَعَلْنَاكَ عَلَى شَرِيعَةٍ مِنَ الْأَمْرِ فَاتَّبِعْهَا وَلَا تَتَّبِعْ
أَهْوَاءَ الَّذِينَ لَا يَعْلَمُون
Kemudian kami jadikan kamu berada di atas suatu
syariat (peraturan) dari urusan (agama itu), Maka ikutilah syariat itu dan
janganlah kamu ikuti hawa nafsu orang-orang yang tidak Mengetahui.
(Al-Jaatsiyah: 18)
6. Islam Pembawa Keselamatan
Dunia dan Akhirat
Sebagaimana sifatnya yang bermakna selamat sejahtera, Islam menyelamatkan
hidup manusia di dunia dan di akhirat.
Keselamatan dunia adalah kebersihan hati dari noda syirik dan kerusakan
jiwa. Sedangkan keselamatan akhirat adalah masuk surga yang disebut Daarus
Salaam.
وَاللَّهُ
يَدْعُو إِلَى دَارِ السَّلَامِ وَيَهْدِي مَنْ يَشَاءُ إِلَى صِرَاطٍ مُسْتَقِيمٍ
Allah menyeru (manusia) ke darussalam (surga), dan
menunjuki orang yang dikehendaki-Nya kepada jalan yang lurus (Islam). (Yunus:
25)
Dengan enam prinsip di atas, kita dapat memahami kemuliaan dan keagungan
ajaran agama Allah ini. Nabi Muhammad saw. bersabda, “Islam itu tinggi dan
tidak ada kerendahan di dalamnya.” Sebagai ajaran, Islam tidak terkalahkan oleh
agama lain. Maka, setiap muslim wajib meyakini kelebihan Islam dari agama lain
atau ajaran hidup yang lain. Allah sendiri memberi jaminan.
Secara istilah arti islam adalah apa yang disyaratkan
oleh ayat suci ini, yakni:
“Bala man aslama wajhahu lillahi wa hua muhsinun, falahu ajruhu ‘inda
robbihi wala khoufun ‘alihim wala hum yahzanuun“
yakni, muslim adalah dia yang menyerahkan segenap wujudnya di jalan Allah
taala. Yakni mewakafkan wujudnya untuk Allah taala. dan untuk mengikuti
kehendak-kehendakNya, serta untuk meraih keridhaan_Nya. Kemudian dia berdiri
teguh diatas perbuatan-perbuatan baik demi Allah taala. Dan dia menyerahkan
segenap kekuatan amaliah wujudnya di jalan Allah. Artinya, secara akidah dan
secara amalan, dia telah menjadi milik Allah taala semata.
Secara akidah adalah demikian, yakni dia memahami segenap wujudnya secara
khakikat secagai sesuatu yang telah dicipatakan untuk mengenali Allah taala,
untuk mentaati-Nya, dan untuk meraih kecintaaan serta keridhaan-Nya.
Sedangkan secara amalan adalah demikian, yakni murni
demi Allah dia melakukan kebaikan-kebaikan hakiki yang berkaitan dengan segenap
kemampuannya dan yang berhubungan dengan segenap karunia anugerah Allah. Namun
dengan penghayatan dan pendalaman sedemikian rupa seolah-olah pada pandangan
keitaaannya dia sedang menyaksikan wajah Saang Ma’bud haqiqi itu.
Sekarang dengan menelaah ayat-ayat tersebut diatas , setiap orang berakal
dapat memahami bahwa hakikat Islam baru dapat merasuk ke dalam diri sesoarang
apabila wajudnya diwakafkan untuk Allah taala dan untuk jalan-Nya. Dan
amanat-amanat yang dia terima dari Allah taala, dia serahkan kembali kepada
Sang Penganugerah Sejati itu. Dan tidak hanya secara akidah saja , melainkan
secara amalanpun dia memperlihatkan seluruh bentuk Islamnya serta hakikat
sempurna Islam tersebut. Yakni seorang yang mengaku Islam membuktikan bahwa
tanganya, kaki, kalbu, otak, akalnya, pemahamannya, kemarahannya, rasa kasihnya
, kelembutan hatinya, ilmunya, segenap kekuatan rohani dan jasmani yang ia
miliki, kehormatannya, hartanya, ketentraman dan kebahagiaanya dan apa saja
yang ada secara zahir maupun batin mulai dari rambut-rambut di kepalanya hingga
ke kuku-kuku kakinya,bahkan sampai niat-niatnya, partikel partikel kalbunya,
dorongan nafsunya, kesemuanya itu telah mengikuti Allah taala sedemikian rupa
sebagaimana anggota anggota tubuh yang dimiliki seseorang taat mengikuti orang
itu.
Ringkasnya hal itu harus terbukti bahwa langkah
kebenaran itu telah mencapai suatu derajat dimana saja yang dia punyai sudah
tidak lagi menjadi miliknya, melainkan telah menjadi milik Allah taala. Dan segenap
bagan tubuh serta kemampuan, telah dikerahkakn untuk mengkhidmati ilahi,
sekan-akan semua itu menjadi bagian tubuh Al haq.
Dan dengan menelaah ayat-ayat itu, hal inipun tampil dengan jelas dan nyata
bahwa mewakafkan hidup di jalan Allah taala yang merupakan hakikat Islam ada
dua maaam,.
Pertama, menyatakan hanya Allah taala itulah zat yang disembah , dituju dan
dicinta serta tidak menyekutukan apapun dalam penyembahan, kecintaaan, takut
dan harapan terhadap-Nya. Dan hal-hal yan berkaitan dengan pengkudusan-Nya,
pemujian terhdap-Nya, penyembahan-nya dan segenap tata krama penyembahan-Nya,
hukum-hukum-Nya, periintah perintah dan larangan-larangan-nya serta hal-hal
yang berkaitan dengan keputusan dan takdir samawi , kesemuanya itu diterima
dengan sepenuh hati. Kemudian sepenuhnya menggali segenap kebenaran suci dan
makrifat-makrafiat suci yang merupakan sarana untuk mengetahui
qudrat-qudrat-Nya yag maha luas, dan yang merupakan perantara untuk mengetahui
derajat tinggi permerintah dan kerajaan-Nya, serta yang merupakan suatu
penunutun kokoh untuk mengenali kemurkaan-kemurkaan dan anugerah-anugerah-Nya.
Jenis kedua, mewakafkan hidup di jalan Allah taala
adalah mewakafkan hidup dalam mengkhidmati, bersikap solider sependeritaaan
membantu mencarikan jalan, membantu memikul beban dan benar-benar
merasakan kepedihan hamba-hamba-Nya. Menanggung penderitaan untuk
memberikan ketentraman pada orang-orag lain, dsan rela merasakan kepedihan atas
diri sendiri demi kesejahteraan orang lain.
Dari pernyataaan ini diketahui bahwa hakikat Islam sangat mulia. Dan
seorang manusia tidak pernah dapat secara hakiki menyandang sebutan mulia
sebagai warga Islam selama dia belum menyerahkan kepada Allah seluruh wujudnya
bersama segenap kemampuan, keinginan dan kehendaknya. Dan mencabut diri dari
keakuannya (egosime) serta dari segenap hal yang berkaitan dengn itu, dan
menjauhi jalan keakuan tersebut.Jadi, secara hakiki seseorang itu baru dapat
dikatakan Muslim tatkala timbul suatu revolusi besar di dalam kehidupannya yang
penuh kelalaian. 7
Kemudian, eksistensi wujud nafs amarah yang dia miliki
berserta segenap doronganya srentak punah. Lalu , setelah maut tersebut, di
dalam dirinya mulai timbul kehidupan baru sebagai orang yang berbuat kebaikan
demi Allah. Dan itu adalah suatu kehidupan suci yang di dalamnya tidak terdapat
apapun kecuali ketaatan terhadap Sang Khalik dan sikap solider terhadap sesama
makhluk.
Ketaatan terhadap sang khalik adalah demikian, yakni dia siap untuk
menerima kehinaan dan kenistaan demi menzahirkan kehormatan, keperkasaan,
serata keesaan-Nya. Dan dia siap menerima ribuan kematian demi menghidupkan
tauhid-Nya. Dan dalam ketaatan terhadap-Nya, satu tangan bisa rela
memotong tangan yang lain. Dan dalam kecintaaan akan keagungan perintah-Nya serta
dalam kehausan akan keridhoaan-Nya dia membenci dosa sedemikian rupa
seakan-akan dosa itu adalah suatu api yang siap melahap ,atau bagai racun yang
mematikan ,atau sebuah halilintar yang dapat menghanguskan, sehingga harus
melarikan diri dari dosa dengan segenap kemampuannya. Ringksanya, untuk
mengikuti kehendak-Nya, kita harus meninggalkan segenap kehendak jiwa kita. Dan
untuk melekat dengan-Nya,terimalah sayatan-sayatan luka yang sangat menyakitkan
dan untuk memberikan bukti ikatan-denganya, putuskanlah segenap ikatan nafsu.
Dan mengkhidmati makhluk Allah adsaalah dmeikian,
yakni sekian banyak kebutuhan makhluk dan sekian banyak faktor serta jalan yang
dicipatakan Sang Pembagi azali untuk membuat sebagian membutuhkan sebagian
lainnya,dalam seenap hal tersebut memberikan manfaat kepada makkhluk
semata-mata demi Allah dengan solidaritas hakiki tanpa maksud tertentu serta
dengan solidaritas sejati yang dapat timbul dari dirinya. Dan membantu setiap
yang membutuhkan bantuan,melalui kemampuan Allah.Dan menganugerahkan semua
kekuatan untuk mengadakan perbaikan dunia dan akhirat bagi makhluk-makhluk.
Jadi inilah ketaatan dan pengkhdimatan demi Allah yang sangat mulia, yang
bercampuur dengn kasiih sayag dan kecintaan, serta dipenuhi oleh ketulusan dan
sikap meerendahkan diri. Inilah Islam dan hakikat Islam serta intisari yang
diraih setelah memperoeh kematian dari nafs, dorongan alami, nafsu dan
kehendak.” (Ainah Kamalaat-e-Islam, hal 57-62)
MAKNA ISLAM
Jika kita
mendengar kata Islam, maka ada dua pengertian yang dapat kita ambil. Pengertian
islam yang pertama adalah Islam secara umum yang memiliki makna: Berserah
diri kepada Allah dengan tauhid dan tunduk serta patuh pada Allah dengan
menjalankan ketaatan kepadanya dan berlepas diri dari perbuatan menyekutukan
Allah (syirik) dan berlepas diri dari orang-orang yang menyekutukan Allah
(musyrik). Islam dengan makna yang umum ini adalah agama seluruh Nabi
Rosul semenjak nabi Adam ‘alaihi salam. Sehingga jika ditanyakan, apa
agama nabi Adam, Nuh, Musa, Isa nabi dan Rosul lainnya? Maka jawabannya bahwa
agama mereka adalah Islam dengan makna Islam secara umum sebagaimana yang telah
disebutkan di atas. Demikian juga agama para pengikut Nabi dan Rasul sebelum
nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah Islam dengan
pengertian di atas, pengikut para Nabi dan Rasul terdahulu berserah diri pada
Alah dengan tauhid, tunduk dan patuh kepada-Nya dengan mengerjakan amal
ketaatan sesuai dengan syariat yang dibawa oleh nabi dan Rasul yang mereka
ikuti serta berlepas diri dari kesyirikan dan orang-orang yang berbuat syirik.
Agama pengikut nabi Nuh adalah Islam, agama pengikut nabi Musa pada zaman
beliau adalah Islam, agama pengikut nabi Isa pada zaman beliau adalah Islam dan
demikian pula agama pengikut nabi Muhammad pada zaman ini adalah Islam. Allah
subhanahu wa ta’ala berfirman,
مَا كَانَ إِبْرَاهِيمُ يَهُودِيّاً وَلاَ نَصْرَانِيّاً
وَلَكِن كَانَ حَنِيفاً مُّسْلِماً وَمَا كَانَ مِنَ الْمُشْرِكِينَ
“Ibrahim bukan
seorang Yahudi dan bukan (pula) seorang Nasrani, akan tetapi dia adalah seorang
yang lurus lagi berserah diri (kepada Allah) dan sekali-kali bukanlah dia
termasuk golongan orang-orang musyrik.” (QS. Ali
Imran: 67)
Allah juga
berfirman,
هُوَ
سَمَّاكُمُ الْمُسْلِمينَ مِن قَبْلُ
“Dia (Allah)
telah menamai kamu sekalian orang-orang muslim dari dahulu.” (QS. Al Hajj: 78)
Sedangkan
pengertian yang kedua adalah makna Islam secara khusus yaitu: Agama Islam
yang dibawa oleh Rasulullah Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam, yang
mencakup di dalamnya syariat dan seluruh ajaran yang dibawa oleh Rasulullah
Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam. Dan inilah makna Islam secara
mutlak, artinya jika disebutkan “Agama Islam” tanpa embel-embel macam-macam,
maka yang dimaksud dengan “Agama Islam” tersebut adalah agama Islam yang dibawa
oleh nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam. Sehingga orang-orang
yang masih mengikuti ajaran nabi Nuh, nabi Musa atau ajaran nabi Isa setelah
diutusnya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam maka orang ini
tidaklah disebut sebagai seorang muslim yang beragama Islam. Di samping itu,
ada pengertian Islam secara bahasa yaitu Istislam yang berarti berserah
diri.
KESIMPULAN
Kesimpulannya,
Islam secara bahasa berarti tunduk, patuh, dan damai.
Sedangkan menurut istilah, Islam adalah nama agama yang diturunkan Allah untuk
membimbing manusia ke jalan yang benar dan sesuai fitrah kemanusiaan. Islam
diturunkan bukan kepada Nabi Muhammad saja, tapi diturunkan bukan kepada Nabi
Muhammad saja, tapi diturunkan pula kepada seluruh nabi dan rasul. Sesungguhnya
seluruh nabi dan rasul mengajarkan Islam kepada umatnya. Wallahu A’lam.
Bila sebuah batu tergeletak di jalan
dan ia membahayakan pemakai jalan, anda memungutnya, dan mencari seseorang
untuk membahas apa yang dapat kita perbuat agar batu tersebut
bermanfaat Itulah Islam
Tidak ada komentar:
Posting Komentar