Selasa, 23 Agustus 2016

Bagaimana rasanya melahirkan?

Pasti diantara wanita hamil 60-70℅ nya pernah bertanya atau searching bagaimana rasanya melahirkan.
Saya akan berbagi pengalaman yang sudah saya rasakan, untuk ibu ibu hamil yang ingin tahu rasanya melahirkan. Persiapan apa yang diperlukan dan cara melahirkan.
Tanggal 30 juni saya melahirkan anak pertama saya,laki-laki. Tentunya ini menjadi pengalaman pertama.
Persiapan terpenting yang dibutuhkan adalah, persiapan mental dan doa.  Selepas shalat saya selalu berdoa "Ya allah kuatkan saya menjalani kelahiran,mudahkan dan lancarkan prosesnya, anakku selamat sehat dan sempurna.
Perempuan itu kuat, kuat nahan sakit, kuat ngeden, kuat pokoknya. Kita kudu kuat. Lalu butuh semangat bukan cuma dari diri kita sendiri tapi dari orang sekitar,keluarga dan utamanya suami.
Lalu persiapan keperluan baby. Seminggu sebelum prediksi,saya baru beli peralatan baby, beli seperlunya saja karena baby itu cepat besar. Alhamdulillahnya, banyak kado dari saudara,teman dan relasi mama papa 
Tanda awalnya adalah kontraksi dan keluar bercak coklat/merah,sama seperti wanita akan haid.
Saya mengalami kontraksi hingga 2 hari. Seharian masih pembukaan pertama-kedua  jadi saya masih diijikan untuk pulang kerumah.
Lalu dihari kedua maju kepembukaan ketiga,saya tidak boleh pulang harus stay di ruangan bersalin.
Pembukaan ketiga-keempat sampai jam 6 sore. Lalu pembukaan keempat-keenam jam 9 malam.
Rasanya mules "WOW" sakitnya mantap bikin meringis.
Rasanya ngilu banget dan pedes di bagian punggung, pinggang dan pinggul hingga mati rasa.
Kalau boleh di kasih balsem mau deh, biar sedikit reda sakitnya. Sampai kelojotan, karena saya di infus jadi darah keluar melalui lubang infusan dan  pada netes ke lantai dan baju.
Pembukaan keenam menuju sepuluh,rasanya lama sekali seakan waktu berjalan sangat lambat.
Denger di ruangan sebelah udah pada lahiran, saya bertanya "ya allah saya kapan?". saya tanya lagi ke bidannya, udah boleh ngeden bu?. Jangan ngeden,nanti dulu. Iya ga boleh ngeden walopun kita rasanya pingin banget ngeden, ditahan sekuat hati dan tenaga. Tarik-ulur nafas.
Menuju pembukaan keenam-kesembilan rasanya setengah mati mulesnya,udah sesak nafas. Udah antara sadar dan nggak. Cape banget rasanya berasa ngantuk banget, aku ketiduran lalu bangun  lagi karena kontraksi. Kontraksi tiga menit sampai lima menit. Sakitnya jungkir balik mau teriak tapi ga boleh nanti tenaganya keburu habis duluan jadi aku ngegigit kain.
"Huhhh-hahhh-huuuhhh-haahhh" tarik ulur nafas.
"Ya allah,ga nahan gpp kalo emang kudu di vakum, diapain lah. Gpp,yang penting mulesnya cepet selese"
"Ya allah,kalau memang begini rasanya melahirkan. Saya rela,mungkin ini penghapusan dosa dosaku yang banyak. Aku rela dan ridho merasakan ini semua"
Aku mulai ingat kedua orangtuaku, terutama mamahku.
" Aku minta maaf mah, aku banyak dosa sama mamah. Begini ya mah rasanya,maafin aku mah".
Aku minta maaf ke papah.
Dan juga suamiku "aku tau sayang aku banyak salah dan dosa sama sayang,pernah bikin sakit hati. Aku minta maaf sayang,ridhonya".
Aku bilang ke suamiku "Sayang,mana HP aku mau telepon mimi. Aku mau minta maaf ke mimi sama minta doanya".
Aku ngerasa, aku punya salah dan mungkin mertuaku pernah sakit hati atas tindakan dan perkataan yang aku ucapkan.
Setelah maaf maafan, aku makin ga kuat, makin uring uringan  Kapan waktunya?
"Sabar setiap bayi tahu kapan dia akan lahir" kata minde.
Aku ngomong sama anakku didalam kandungan "Nak,ayo nak kita sama sama berusaha. Jalannya kebawah nak, nanti kalo keluar nangis dan teriak yang kenceng ya".
Diantara rasa sakitnya melahirkan, aku didampingin suamiku yang super. Super berani dan super baiknya mau dampingin dan jagain aku".
Berkali kali aku lihat jam dinding, waktu seakan berjalan lambat.
Sepanjang masa mules yang luar biasa aku selalu berdoa,shalawat ya allah,ya rasulullah.
Karena teriak ga boleh,jadi aku teriak dengan nyebut nama rasullullah. "Allahumma shalli ala nabi muhammad".
Akhirnya rasa itupun tiba,rasa ngeden yang ga nahan banget.
"Bu aku udah ga tahan bagaimana nih,mau ngeden banget bu. Aduh ya allah,bu gimana?". Rasanya kaya ada yang mau keluar,neken banget.
"Tarik nafas ya,ngeden-terus terus kaya lagi kesel sama orang" Kata ibu bidan histeris.
"Ayo ayo terus ngeden,orang marahnya". Suamiku histeris.
Rame banget didalem nyorakin buat ngasih se
Alhamdulillah,cuma dua kali tarikan nafas baby keluar. Satu nafas ngeden dan satu tarikan nafas panjang dorong sambil ngeden emosi kaya orang kesel.
Baby pun keluar dan langsung nendang-nendang dan nangis kenceng.
"Selamat ya umi" kata suamiku sambil mencium keningku.
Aku bahagia,anakku lahir dan dia nangis kenceng banget. Berarti anakku sehat.
Saat melahirkan, aku harus mengalami tindakan pengguntingan. Dua kali. Kebawah dan kesamping kiri,kerasa banget. "Cresss-cress" Darah langsung mancur. Aku tahu,tapi rasanya mati rasa udah ga berasa. Mungkin gara gara udah ngerasain rasa mules jadi sakitnya udah ga berasa.
Perutku di rogoh-rogoh dibersihkan, keluar ari-ari,gumpalan darah nifas yang besar,darah dikeluarkan semua dibersihkan.
Karena aku mengalami penangan proses pengguntingan maka harus dijahit, berasa nih rasanya. Rasanya saat jarum suntik ngasih suntikan pereda sakit "cessss" perih.
Walaupun di berikan suntikan pereda sakit, tapi masih berasa proses penjahitannya.
Saking ngerinya aku ga berani rasa-rasain, aku alihkan pikiran ke anakku.
Aku mau lihat anakku,mana my baby.
Dan alhmdulillah prosesnya selesai, aku ga mau hitung dapat berapa jahitan yang jelas aku dijahit luar dalam.
Setelah prosesnya selesai, aku dekap anakku.
"Alhamdulillah,akhirnya kita ketemu nak". Semua rasa yang dialami saat melahirkan terbayar sudah dengan lahirnya baby, lihat baby tidur dan bernafas itu bahagia banget.
Perempuan itu ternyata kuat, sangat kuat untuk menahan sakit yang dia alami karena laki laki takkan mampu untuk menanggung beban melahirkan.

I say thank you to my husband who has accompanied. I love you thousand more.